Tanya Saja ?

Pertanyaan diatas banyak yang jawab baik secara agama dengan mengambil dasar tentang pengharaman babi dengan mengutip Ayat Surah Al-Maidah yang tercantum dalam Al-Qiur’an.
Jawaban tersebut untuk orang muslim yang mengerti dan memahami ajaran agama Islam akan mudah diterima, akan tetapi untuk kalangan awam dan orang umum jawaban tersebut tidak akan mengena, sehingga adu argumen tentang babi terus berlangsung hingga detik ini.

Pengharaman babi diidentikan babi mengandung berbagai macam bakteri, binatang kotor dan lain-lain dibantah dengan alasan lain bagi yang menolak pengharaman babi seperti babi rasanya enak, mengandung berbagai zat yang berguna bagi manusia dan lain-lain.Adu argument terus berlanjut tanpa ujung.

Babi sejatinya sama dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya seperti, anjing, ikan, manusia,tumbuhan dan benda mati seperti minuman, uang dan lain-lain.
Diciptakannya Babi sejatinya sebuah hewan yang dijadikan obyek bagi umat muslim sebagai bentuk ujian dari Allah SWT sebagaimana diciptakannya Buah Khuldi dikala Adam dan Hawa disurga.

Diciptakan babi dengan sebuah aturan DILARANG MEMANFA’ATKANNNYA, namun babi sebagai makhluk hidup berhak hidup bebas didunia. Pengharaman babi bukan karena babi mengandung bakteri atau binatang jorok, tetapi pelarangan ini merupakan ujian bagi umat Islam apakah dia ta’at atau tidak pada Aturan Allah SWT.

Sebagaimana umat Hindu di India ada larangan untuk menyembelih sapi/kerbau, adalah bentuk ujian bagi umat Hindu ta’at atau tidak pada Tuhanyya, padahal sapi/kerbau binatang yang bersih dan bergizi dan oleh umat non Hindu boleh dikonsumsi.

Intinya pengharaman babi , adalah pengharaman perbuatan manusia terhadap babi tersebut yaitu :
Haram untuk menkomsumsinya, memanfa’atkan kandungan dalam babi untuk kebutuhan manusia terutama kaum muslim sebagai bentuk ujian keta’atan muslim pada Allah swt.